Bahasa Rakyat

berbunyi spt bunyi lantai pelupuh dipijak dll. [Kamus Dewan Edisi Keempat]

alat utk mengusung (tandu dll): orang besar-besar dibawa dlm ~ dan dikelilingi oleh pengiring-pengiring; 2. benda yg diusung; 3. terdiri drpd dua batang kayu, kanvas dsb sakit, cedera keadaan terbaring; [Kamus Dewan Edisi Keempat]

salah-menyalahkan; ~ bagai Batak lari prb tuduh-menuduh sesama sendiri; [Kamus Dewan Edisi Keempat]

memikirkan baik-baik, meneliti atau mengkaji (cadangan, masalah, dll), berulang-ulang; 2. dgn memperhitungkan (mengingatkan) perasaan orang, menimbang rasa; [Kamus Dewan Edisi Keempat]

lantai yg tinggi utk meninjau (menonton dll); 2. penonton (wayang [Kamus Dewan Edisi Keempat]

berkerat-kerat, berpotong-potong; 2. terdiri drpd atau meliputi beberapa bahagian; [Kamus Dewan Edisi Keempat]

keras dan menyakitkan hati (perkataan), pedas: tidaklah adat 2. hebat atau hangat (perkelahian, pertempuran, perdebatan, dll): larut tengah malam pertempuran bertambah ~, peluru bersiung-siungan membelah kesunyian; 3. bengis (perbuatan, muka, ia tetap menentang saran itu dgn tegas, bahkan ~ berangnya; [Kamus Dewan Edisi Keempat]

memiliki tanah, ada tanahnya: cara Melayu ~ ialah selagi petani-petani itu menunaikan syarat-syarat yg dikenakan kepadanya, ia tidak boleh diusir dr tanah itu; 2. dipenuhi diselaputi tanah: dia tidur dgn baju dan seluar ~; 3. ark berurat berakar, berakar berumbi; [Kamus Dewan Edisi Keempat]

perihal lapang (tanah, padang, dll), keluasan, 2. keluangan waktu, masa yg terluang (tidak sibuk): tiap kali ada ~, dia akan menemui Nahidah; minggu depan tuan ~? 3. kelegaan (fikiran, kedudukan, kemudahan: masyarakat selama-lamanya mencari ~ dan kebebasan; [Kamus Dewan Edisi Keempat]

perihal payah, kesukaran, kesusahan: Wahab mendengar cerita-cerita tentang ~ penduduk pekan Tembeling akibat sekatan yg diadakan oleh kerajaan; 2. menderita payah (kesulitan, kekurangan): sedangkan hendak mendapat sesuap nasi ~, inikan pula menziarahi tempat-tempat bersejarah; 3. kelelahan, keletihan: beberapa lamanya ia berdiam diri saja, terengah-engah spt orang ~. [Kamus Dewan Edisi Keempat]